Dahulu Kala ada suatu dermaga yang sangat ramai di kunjungi oleh para
pedagang. Dermaga itu terletak di desa ujung. Di desa ujung ada saudagar
kaya raya dan arif bijaksana. Ia biasa disapa orang dengan sebutan Pak
Thalip. Pak Thalip mempunyai anak gadis yang sangat cantik.
Kecantikannya bagai bidadari yang turun dari kayangan dan bagaikan
berlian yang sudah diasah. Kepribadiannya sangat baik, tingkah lakunya
sangat sopan, santun, dan ia juga tidak sombong Tidak heran
orang-orang di desa ujung sangat senang kepadanya. Gadis itu bernama
Munai.
Suatu hari seorang pemuda bernama Muning Saka yang berasal dari desa seberang datang ke desa ujung. Muning Saka pergi dari rumahnya karena orang tuanya ingin menjodohkannya dengan seorang gadis yang juga tinggal di desa ujung. Pemuda itu sangat tampan, gagah, berani, dan bijaksana. Pemuda tersebut datang ke desa ujung untuk mencari istri pilihannya sendiri. Ia ingin mencari istri yang ia cintai.
Setelah beberapa hari tinggal di desa ujung, ia belum juga berhasil menemukan gadis pujaan hatinya. Akan tetapi, ia tidak putus asa. Ia tetap tinggal di desa itu karena masyarakat di sana sangat ramah. Hal tersebut membuat Muning Saka betah tinggal di sana.
Suatu hari Muning Saka mendengar kabar bahwa di desa ujung ada seorang saudagar kaya yang mempunyai seorang anak gadis yang cantik luar biasa. Muning Saka sangat penasaran dan ia ingin membuktikan sendiri kebenaran berita tersebut. Ia tidak percaya sebelum melihatnya sendiri. Ketika ia sedang duduk santai di atas kapal, dia melihat di sekitar dermaga ada seorang gadis yang sangat cantik. Ia amati baik-baik tingkah laku gadis itu. Sifat gadis itu terhadap orang-orang yang dijumpainya sangatlah sopan dan ramah. Muning Saka terpesona dan terkagum-kagum kepada. Ia pun menetapkan bahwa gadis yang dilihatnya itulah yang cocok untuk jadi pendamping hidupnya. Bertanyalah ia kepada orang-orang desa ujung tentang gadis cantik tersebut. Ternyata, gadis itu bernama munai. Muning Saka terkejut dan termenung ketika mendengar nama Munai. Munai adalah gadis yang ingin dijodohkan dan dinikahkan dengannya.
Pada suatu kesempatan Muning Saka mendatangi rumah Pak Thalip dengan maksud melamar munai. Dengan berani dia menyampaikan tujuan kedatangannya kepada Pak Thalip. Ia disambut dengan baik oleh Pak Thalip dan lamarannya pun diterima dengan senang hati.Munainya pun tidak keberatan sama sekali untuk menikah dengan Muning Saka. Ternyata, Munai telah menyukai Muning Saka sejak pertama kali melihatnya.
Hari pernikahan pun ditentukan. Muning Saka pulang ke rumahnya untuk memberitahukan kepada keluarganya dan ia akan kembali menjelang hari pernikahan.
Menjelang pernikahan, Pak Thalip bersama istrinya pergi untuk mengabarkan berita pernikahan munai.
“Munai anakku. Bapak dan Ibu akan pergi mengundang saudara-saudara kita. Bapak dan Ibu ingin hari pernikahan kamu nanti mereka semua bisa datang.”
“Iya, Pak.”
“Hati-hatilah di rumah.” Pesan Pak Thalip kepada anaknya.
Saat Pak Thalip dan istrinya pergi,datanglah segerombolan perampok memasuki rumah Pak Thalip. Gerombolan perampok tersebut mendatangi rumah Pak Thalip karena mereka merasa penasaran mendengar kabar tentang kecantikan Munai. Selain itu, mereka juga ingin mengambil harta Pak Thalip yang sangat banyak. Perbuatan perampok tersebut sangatlah keji. Selain mengambil semua harta Pak Thalip mereka juga memaksa munai melayani nafsu bejat mereka. Munai berusaha melawan, tetapi ia tidak berdaya melawan gerombolan perampok tersebut. Mulai diperkosa secara bergantian. Setelah puas, mereka membunuh Munai dan tubuh Munai mereka cicang seperti mereka mencincang hewan.
Ketika pak Thalip dan istrinya pulang, mereka sangat terkejut melihat kenyataan yang harus mereka terima.
“Anakku,” Jerit Pak Thalip dan istrinya. Mereka berlari meraih tubuh Munai yang sudah tidak karuan.
“Anakku Munai. Mengapa jadi begini, anakku!” jerit Ibu Munai keras-kerasnya. Ia tidak bisa menahan diri untuk tidak menjerit.“Bapak, apa yang telah mereka lakukan terhadap anak kita,”
“Bapak, aku menyesal telah meninggalkan Munai sendirian,”
“Aku juga menyesal, Bu.”
Pak Thalip dan istrinya segera mengabarkan kematian Munai kepada masyarakat dan keluarga Muning Saka.
Perih hati Muning saka menerima kabar kematian orang yang dicintainya. Ia pun berniat membalas dendam. Ia mengantarkan daging gajah yang dimasak dengan sangat sangat nikmat kepada gerombolan perampok. Daging gajah tersebut telah diberinya racun yang mematikan. Melihat sajian yang mengundang selera, gerombolan perampok langsung menyantap makanan yang diberikan Muning Saka kepada mereka. Setelah menyantap makanan tersebut, satu-persatu dari gerombolan perampok tersebut rubuh dan meninggal. Muning Saka mencincang tubuh para perampok seperti mereka mencincang munai. Tubuh para perampok itu dibuangnya ke laut.
Berita kematian munai membuat gempar desa ujung. Mereka membicarakan kematian seorang gadis cantik yang baik hati, berbudi luhur, sopan santun serta kecantikannya pun bak berlian yang berkilauan. Untuk mengenang kematian munai, masyarakat desa ujung mengganti desa ujung dengan nama “Bom Berlian”. “Bom”artinya gemparnya berita kematian munai, sedangkan “berlian”artinya kecantikan seorang gadis dan sifat yang berbudi luhur bagaikan berlian. Bom Berlian terletak di Pangkalan Balai, Banyuasin III, Sumatera Selatan.
Suatu hari seorang pemuda bernama Muning Saka yang berasal dari desa seberang datang ke desa ujung. Muning Saka pergi dari rumahnya karena orang tuanya ingin menjodohkannya dengan seorang gadis yang juga tinggal di desa ujung. Pemuda itu sangat tampan, gagah, berani, dan bijaksana. Pemuda tersebut datang ke desa ujung untuk mencari istri pilihannya sendiri. Ia ingin mencari istri yang ia cintai.
Setelah beberapa hari tinggal di desa ujung, ia belum juga berhasil menemukan gadis pujaan hatinya. Akan tetapi, ia tidak putus asa. Ia tetap tinggal di desa itu karena masyarakat di sana sangat ramah. Hal tersebut membuat Muning Saka betah tinggal di sana.
Suatu hari Muning Saka mendengar kabar bahwa di desa ujung ada seorang saudagar kaya yang mempunyai seorang anak gadis yang cantik luar biasa. Muning Saka sangat penasaran dan ia ingin membuktikan sendiri kebenaran berita tersebut. Ia tidak percaya sebelum melihatnya sendiri. Ketika ia sedang duduk santai di atas kapal, dia melihat di sekitar dermaga ada seorang gadis yang sangat cantik. Ia amati baik-baik tingkah laku gadis itu. Sifat gadis itu terhadap orang-orang yang dijumpainya sangatlah sopan dan ramah. Muning Saka terpesona dan terkagum-kagum kepada. Ia pun menetapkan bahwa gadis yang dilihatnya itulah yang cocok untuk jadi pendamping hidupnya. Bertanyalah ia kepada orang-orang desa ujung tentang gadis cantik tersebut. Ternyata, gadis itu bernama munai. Muning Saka terkejut dan termenung ketika mendengar nama Munai. Munai adalah gadis yang ingin dijodohkan dan dinikahkan dengannya.
Pada suatu kesempatan Muning Saka mendatangi rumah Pak Thalip dengan maksud melamar munai. Dengan berani dia menyampaikan tujuan kedatangannya kepada Pak Thalip. Ia disambut dengan baik oleh Pak Thalip dan lamarannya pun diterima dengan senang hati.Munainya pun tidak keberatan sama sekali untuk menikah dengan Muning Saka. Ternyata, Munai telah menyukai Muning Saka sejak pertama kali melihatnya.
Hari pernikahan pun ditentukan. Muning Saka pulang ke rumahnya untuk memberitahukan kepada keluarganya dan ia akan kembali menjelang hari pernikahan.
Menjelang pernikahan, Pak Thalip bersama istrinya pergi untuk mengabarkan berita pernikahan munai.
“Munai anakku. Bapak dan Ibu akan pergi mengundang saudara-saudara kita. Bapak dan Ibu ingin hari pernikahan kamu nanti mereka semua bisa datang.”
“Iya, Pak.”
“Hati-hatilah di rumah.” Pesan Pak Thalip kepada anaknya.
Saat Pak Thalip dan istrinya pergi,datanglah segerombolan perampok memasuki rumah Pak Thalip. Gerombolan perampok tersebut mendatangi rumah Pak Thalip karena mereka merasa penasaran mendengar kabar tentang kecantikan Munai. Selain itu, mereka juga ingin mengambil harta Pak Thalip yang sangat banyak. Perbuatan perampok tersebut sangatlah keji. Selain mengambil semua harta Pak Thalip mereka juga memaksa munai melayani nafsu bejat mereka. Munai berusaha melawan, tetapi ia tidak berdaya melawan gerombolan perampok tersebut. Mulai diperkosa secara bergantian. Setelah puas, mereka membunuh Munai dan tubuh Munai mereka cicang seperti mereka mencincang hewan.
Ketika pak Thalip dan istrinya pulang, mereka sangat terkejut melihat kenyataan yang harus mereka terima.
“Anakku,” Jerit Pak Thalip dan istrinya. Mereka berlari meraih tubuh Munai yang sudah tidak karuan.
“Anakku Munai. Mengapa jadi begini, anakku!” jerit Ibu Munai keras-kerasnya. Ia tidak bisa menahan diri untuk tidak menjerit.“Bapak, apa yang telah mereka lakukan terhadap anak kita,”
“Bapak, aku menyesal telah meninggalkan Munai sendirian,”
“Aku juga menyesal, Bu.”
Pak Thalip dan istrinya segera mengabarkan kematian Munai kepada masyarakat dan keluarga Muning Saka.
Perih hati Muning saka menerima kabar kematian orang yang dicintainya. Ia pun berniat membalas dendam. Ia mengantarkan daging gajah yang dimasak dengan sangat sangat nikmat kepada gerombolan perampok. Daging gajah tersebut telah diberinya racun yang mematikan. Melihat sajian yang mengundang selera, gerombolan perampok langsung menyantap makanan yang diberikan Muning Saka kepada mereka. Setelah menyantap makanan tersebut, satu-persatu dari gerombolan perampok tersebut rubuh dan meninggal. Muning Saka mencincang tubuh para perampok seperti mereka mencincang munai. Tubuh para perampok itu dibuangnya ke laut.
Berita kematian munai membuat gempar desa ujung. Mereka membicarakan kematian seorang gadis cantik yang baik hati, berbudi luhur, sopan santun serta kecantikannya pun bak berlian yang berkilauan. Untuk mengenang kematian munai, masyarakat desa ujung mengganti desa ujung dengan nama “Bom Berlian”. “Bom”artinya gemparnya berita kematian munai, sedangkan “berlian”artinya kecantikan seorang gadis dan sifat yang berbudi luhur bagaikan berlian. Bom Berlian terletak di Pangkalan Balai, Banyuasin III, Sumatera Selatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar