Tersebutlah kisah persahabatan dua Raja yaitu Raja Seberang Lautan dan
Raja Sebelah Lautan. Merekaa berjanji apabila salah satu di antara
mereka mempunyai anak laki-laki maka mereka akan mendatangi yang
mempunyai anak perempuan.
Ternyata Raja Seberang Lautan mendapat seorang anak laki-laki, sehingga Raja Seberang Lautan mendatangi Raja Sebelah Lautan, akan tetapi sang Raja merasa malu karena anaknya berbentuk Biawak Sisir bukan berbentuk manusia biasa.
Beberapa waktu kemudian Biawak Sisir tumbuh dewasa dan ia pun menemui ibunya dan berkata
“Ibu aku ingin jalan-jalan ke kerajaan Sebelah Lautan”
“tapi kamu tidak sama dengan manusia yang lain, Nak”.
Namun Biawak Sisir tetap bersikeras pergi ke kerajaan seberang Lautan.
Biawak Sisir terus berjalan sampai ke kerajaan Sebelah Lautan dan bertemu dengan seorang putri.
“Hai pemuda siapa namamu dan darimana asalmu? “Tanya Putri.
“Aku Biawak Sisir berasal dari kerajaan Seberang Laut mencari teman yang dapat
kujadikan tempat berbagi suka dan duka”
“Kalau begitu maukah kau ke rumahku”
“Baiklah” jawab Biawak Sisir.
Akhirnya sampailah mereka di rumah sang Putri, mereka bercakap-cakap dan bertukar cincin mencocokkan jari Biawak Sisir dan Putri.
Tak terasa hari petang Biawak Sisir berpamitan pulang ke rumahnya.
“Darimana saja kamu, Nak?” Tanya ibu
“Aku dari kerajaan Sebelah Lautan bu!” jawab Biawak Sisir.
Kemudian Biawak Sisir menceritakan pertemuannya dengan Putri Kerajaan Sebelah Lautan tersebut ia merasa tertarik dengan Putrid an memperlihatkan cincin, selendang, kain dan baju pemberian Putri Raja tersebut.
Kemudian Biawak Sisir memohon kepada ayahnya untuk melamar sang Putri Raja Sebelah Lautan pada malam purnama ini.
Ayahnya berkata “Tapi ayah malu Nak, kamu bukan seperti orang biasa”.
“Kita turuti saja lah Pak” jawab ibu.
Dengan berat hati ayah menuruti permintaan Biawak Sisir.
Biawak Sisir merasa senang dan gembira mendengar permintaannya dipenuhi.
Sampailah waktu yang telah ditentukan lamaran pun dilaksanakan. Mereka disambut oleh sang Raja Sebelah Lautan, Ayah berkata “Maafkan aku sahabat anakku tidak sama dengan orang lain ia adalah Biawak Sisir”.
“Tidak mengapa, lamaran kalian tetap kuterima apalagi mereka sudah saling cinta tapi ada satu syarat” jawab Raja
Ayah Biawak Sisir berkata “Apa syaratnya”.
“Aku minta Biawak Sisir membuat sebuah Negeri, kalau Biawak Sisir mampu memenuhi permintaanku maka aku akan menerima kamu menjadi menantuku” jawab Raja Sebelah Lautan.
Ayah biawak Sisir bertanya “Apakah kamu sanggup memenuhi permintaan ayah sang Putri”.
“Baiklah aku akan memenuhi permintaan Ayah sang Putri untuk membuat sebuah Negeri asalkan kami dinikahkan terlebih dahulu,” jawab Biawak Sisir.
Akhirnya pernikahan pun dilangsungkan, namun dua minggu pernikahan mereka ternyata permintaan Ayah sang Putri belum terpenuhi, melihat hal itu Ayah Putri marah “Hai Putri mengapa suamimu tidak menepati janjinya untuk membuat sebuah negeri, kalau ku tahu seperti ini tentu pernikahan ini tidak akan terjadi”. Mendengar hal itu Biawak Sisir berkata pada istrinya “Saya akan memenuhi permintaan ayahmu tapi tolong carikan jeruk nipis tujuh setangkai, budak turun tujuh”, kemudian Biawak Sisir mengajak istrinya ke laut untuk mandi, ia berpesan “jika kita sampai di laut ucapkanlah apa uang kau inginkan”
“Baiklah” jawab sang Istri
Sesampainya di laut sang istri berucap “Kembalikan suamiku seperti manusia biasa”. Biawak Sisir membakar kemenyan putih sambil berkata
“Jual anak jual kangkung kalau aku anak dewa terima sekali segala yang kuajung
(kuperintah) datang”.
Biawak Sisir turun ke laut dan menyelam cukup lama, tiba-tiba muncul kerumpang (kulit) Biawak Sisir itu lalu diambil oleh sang istri, tak lama kemudian muncullah seorang pemuda tampan yang tiada bandingannya. Pemuda itu tak lain adalah Biawak Sisir yang telah berubah wujud aslinya. Betapa senang hati sang Putri melihat suaminya telah menjadi manusia biasa.
Kemudian Putri diajak ke suatu tempat di tepi hutan, hutan tersebut dibakar dan dibersihkan, setelah dibersihkan Pemuda itu kembali membaca mantra “Jual anak jual anak kangkung kalau aku dewa turun sekali, segala yang kuajung (kuperintah) dating, jeramba emas banyak emas, angsa menjutai atau sampai ke laut”. Tiba-tiba keajaiban terjadi hutan yang telah merekaa bakar api pun reda tinggal asapnya kedua suami istri sudah berada di dalam istana yang sangat megah.
Akhirnya mereka pulang ke kerajaan dan menceritakan semuanya kepada Raja. Sebelum mereka pindah ke negeri baru itu Biawak Sisir berganti nama ‘MEGAT HARI’ Megat Hari kemudian menjadi Raja di negeri baru itu smapai turun temurun.
Ternyata Raja Seberang Lautan mendapat seorang anak laki-laki, sehingga Raja Seberang Lautan mendatangi Raja Sebelah Lautan, akan tetapi sang Raja merasa malu karena anaknya berbentuk Biawak Sisir bukan berbentuk manusia biasa.
Beberapa waktu kemudian Biawak Sisir tumbuh dewasa dan ia pun menemui ibunya dan berkata
“Ibu aku ingin jalan-jalan ke kerajaan Sebelah Lautan”
“tapi kamu tidak sama dengan manusia yang lain, Nak”.
Namun Biawak Sisir tetap bersikeras pergi ke kerajaan seberang Lautan.
Biawak Sisir terus berjalan sampai ke kerajaan Sebelah Lautan dan bertemu dengan seorang putri.
“Hai pemuda siapa namamu dan darimana asalmu? “Tanya Putri.
“Aku Biawak Sisir berasal dari kerajaan Seberang Laut mencari teman yang dapat
kujadikan tempat berbagi suka dan duka”
“Kalau begitu maukah kau ke rumahku”
“Baiklah” jawab Biawak Sisir.
Akhirnya sampailah mereka di rumah sang Putri, mereka bercakap-cakap dan bertukar cincin mencocokkan jari Biawak Sisir dan Putri.
Tak terasa hari petang Biawak Sisir berpamitan pulang ke rumahnya.
“Darimana saja kamu, Nak?” Tanya ibu
“Aku dari kerajaan Sebelah Lautan bu!” jawab Biawak Sisir.
Kemudian Biawak Sisir menceritakan pertemuannya dengan Putri Kerajaan Sebelah Lautan tersebut ia merasa tertarik dengan Putrid an memperlihatkan cincin, selendang, kain dan baju pemberian Putri Raja tersebut.
Kemudian Biawak Sisir memohon kepada ayahnya untuk melamar sang Putri Raja Sebelah Lautan pada malam purnama ini.
Ayahnya berkata “Tapi ayah malu Nak, kamu bukan seperti orang biasa”.
“Kita turuti saja lah Pak” jawab ibu.
Dengan berat hati ayah menuruti permintaan Biawak Sisir.
Biawak Sisir merasa senang dan gembira mendengar permintaannya dipenuhi.
Sampailah waktu yang telah ditentukan lamaran pun dilaksanakan. Mereka disambut oleh sang Raja Sebelah Lautan, Ayah berkata “Maafkan aku sahabat anakku tidak sama dengan orang lain ia adalah Biawak Sisir”.
“Tidak mengapa, lamaran kalian tetap kuterima apalagi mereka sudah saling cinta tapi ada satu syarat” jawab Raja
Ayah Biawak Sisir berkata “Apa syaratnya”.
“Aku minta Biawak Sisir membuat sebuah Negeri, kalau Biawak Sisir mampu memenuhi permintaanku maka aku akan menerima kamu menjadi menantuku” jawab Raja Sebelah Lautan.
Ayah biawak Sisir bertanya “Apakah kamu sanggup memenuhi permintaan ayah sang Putri”.
“Baiklah aku akan memenuhi permintaan Ayah sang Putri untuk membuat sebuah Negeri asalkan kami dinikahkan terlebih dahulu,” jawab Biawak Sisir.
Akhirnya pernikahan pun dilangsungkan, namun dua minggu pernikahan mereka ternyata permintaan Ayah sang Putri belum terpenuhi, melihat hal itu Ayah Putri marah “Hai Putri mengapa suamimu tidak menepati janjinya untuk membuat sebuah negeri, kalau ku tahu seperti ini tentu pernikahan ini tidak akan terjadi”. Mendengar hal itu Biawak Sisir berkata pada istrinya “Saya akan memenuhi permintaan ayahmu tapi tolong carikan jeruk nipis tujuh setangkai, budak turun tujuh”, kemudian Biawak Sisir mengajak istrinya ke laut untuk mandi, ia berpesan “jika kita sampai di laut ucapkanlah apa uang kau inginkan”
“Baiklah” jawab sang Istri
Sesampainya di laut sang istri berucap “Kembalikan suamiku seperti manusia biasa”. Biawak Sisir membakar kemenyan putih sambil berkata
“Jual anak jual kangkung kalau aku anak dewa terima sekali segala yang kuajung
(kuperintah) datang”.
Biawak Sisir turun ke laut dan menyelam cukup lama, tiba-tiba muncul kerumpang (kulit) Biawak Sisir itu lalu diambil oleh sang istri, tak lama kemudian muncullah seorang pemuda tampan yang tiada bandingannya. Pemuda itu tak lain adalah Biawak Sisir yang telah berubah wujud aslinya. Betapa senang hati sang Putri melihat suaminya telah menjadi manusia biasa.
Kemudian Putri diajak ke suatu tempat di tepi hutan, hutan tersebut dibakar dan dibersihkan, setelah dibersihkan Pemuda itu kembali membaca mantra “Jual anak jual anak kangkung kalau aku dewa turun sekali, segala yang kuajung (kuperintah) dating, jeramba emas banyak emas, angsa menjutai atau sampai ke laut”. Tiba-tiba keajaiban terjadi hutan yang telah merekaa bakar api pun reda tinggal asapnya kedua suami istri sudah berada di dalam istana yang sangat megah.
Akhirnya mereka pulang ke kerajaan dan menceritakan semuanya kepada Raja. Sebelum mereka pindah ke negeri baru itu Biawak Sisir berganti nama ‘MEGAT HARI’ Megat Hari kemudian menjadi Raja di negeri baru itu smapai turun temurun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar